Pemerintah Diminta Subsidi Vaksin Kanker Serviks (tempointeraktif)

Jumat, 07 Mei 2010

Pemerintah Diminta Subsidi Vaksin Kanker Serviks (tempointeraktif)

TEMPO Interaktif, Jakarta -Harga vaksin untuk mencegah penularan virus kanker serviks di Indonesia masih sangat mahal. Padahal, banyak pasien kanker mulut rahim itu yang berasal dari kalangan warga miskin.

Kalangan dokter dan warga meminta pemerintah memberi subsidi harga vaksin tersebut agar lebih terjangkau. Menurut dr Herman Susanto dari RS Hasan Sadikin, Bandung, penderita kanker rahim diperkirakan mencapai 100 perempuan per 100 ribu penduduk.

Penyakit mematikan itu sebenarnya bisa dicegah dengan vaksinasi. Sayangnya, harga vaksin itu masih mahal, berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 1,2 juta. Vaksinasi itu diberikan berulang 3 kali, pada 0,1, dan 6 bulan. "Vaksin bisa dipakai perempuan usia 10-55 tahun," kata Direktur Subspesialis Obsetri dan Ginekologi FK Unpad-RSHS itu.

Vaksinasi berfungsi menurunkan angka pasien kanker serviks dalam jangka panjang. Karena itu, dia meminta pemerintah memberi subsidi bagi masyarakat miskin. "Paling tidak harganya bisa Rp 250 ribu," kata Herman.

Vaksin itu di Indonesia, menurut dia, masih diimpor dari produsen obat asal Amerika Serikat dan Eropa. Sejumlah negara di luar negeri telah memberikan vaksin itu cuma-cuma ke warganya.

Permintaan serupa disampaikan Dwi Purwantini, warga Antapani, Bandung. Menurutnya, harga vaksin sebesar Rp 250 ribu untuk sekali suntik sudah terjangkau bagi kalangan menengah seperti pegawai negeri sipil. "Untuk masyarakat miskin, pemerintah harus menggratiskan," katanya.

Di Indonesia, diduga ada 8 ribu penderita kanker yang disebabkan Human Papilomavirus itu. "Di Indonesia, kasus baru kanker serviks muncul 40 ribu setiap tahun," kata Herman. Di Jawa Barat, penderita kanker itu diperkirakan mencapai 8 ribu perempuan.

Tingginya angka kasus itu karena faktor risiko di Indonesia sangat tinggi. Misalnya hubungan seksual perempuan sejak usia dibawah 17 tahun, perokok berat, mitra seksual ganda, dan kurang gizi.

ANWAR SISWADI

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Post

Popular Posts

Total Tayangan Halaman